Milyuner Muda Asal Thailand
MILYUNER MUDA ASAL THAILAND
![Ittipat+Kulpongwanich[1]](https://anchanchan.files.wordpress.com/2015/04/ittipatkulpongwanich1.jpg?w=200&h=300)
Seperti
kata orang bahwa kesuksesan hanya akan berpihak pada mereka yang
mempunyai tekad kuat untuk pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan
serta mempunyai kemauan untuk terus berusaha menghadapi kerasnya cobaaan
hidup.
Begitu pula yang dialami oleh Top Ittipat, Seorang Milyuner Muda asal Thailand yang masih berumur 26 tahun sama seperti Mark Zuckerberg Sang
Pendiri Facebook yang mempunyai semangat pantang menyerah dalam
menghadapi kegagalan hingga akhirnya sukses dalam mengembangkan usahanya
yaitu Tao Kae Noi atau Cemilan Rumput Laut Goreng.
Top Aitthipat Kulapongvanich atau sering dipanggil Top Ittipat,
beliau dilahirkan pada tahun 1984 di Thailand, ia terlahir dari
keluarga yang berkecukupan dan biasa saja dan tidak terlalu memikirkan
masa depan, tidak ada yang begitu spesial dalam dirinya sampai Tuhan
benar-benar mengujinya.
Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top mengalami kecanduan game
online saat dia berumur 16 tahun pada tahun 2004 disaat masih bersekolah
di SMA dan membuatnya menelantarkan sekolahnya. Bukan satu hal yang
baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis justru dimulai dari sini.
menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari penjualan
senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak
hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang di inginkan seperti Play Station
2, Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta
Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta
rupiah). kehidupan top bisa dibilang boros.
Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang
berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah
pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok
karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tua
Top sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak
namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top
menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik
ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya
mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena
kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah
perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta.
Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD
Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata
barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari
pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak
begitu saja menyetujuinya. Di titik inilah Top mulai menyadari
kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik
yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia
bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta
Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita
pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati.
“Sesuatu itu akan datang kepadamu namun sesuatu yang lain akan menjauh darimu” (Top Ittipat’s Mother)
Suatu ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada
sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan
kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath
perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko
kacang di Mall bersama pamannya, disini perjuangan Top dimulai untuk
dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang
dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun walaupun dia
berhasil membuat kacang yang enak,dagangan tetap tidak laku sehingga
membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku.
Suatu ketika Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan
beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat
menentukan bisnis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan
dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall
dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka
beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top
mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul
suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top
pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup
dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top
hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top
tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari
bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut
goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.
Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut
goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1
minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang
pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil
membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum
kemasan dan mengganti dengan nitrogen, kemudian tantangan berikutnya
adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah
digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari
100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai
semua rumput lautnya habis.
Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang
berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung
dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang
ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan
metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih
ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus
bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan
biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi
tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki
standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk
pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
“Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah.” (Top Ittipat)
Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke
China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi
memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini
tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan
produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi
dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi.
Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa,
yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top
berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun
kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil
kembali rumah keluarganya.
Saat ini Top berusia 26 tahun, memiliki 2500 karyawan dan
mengirim ke 6000 cabang 7-Eelven seluruh dunia dan mengekspor cemilan
rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan
perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5
Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun. Top Ittipat ini telah
berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand.
Top ittipat membawa kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu,
kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya.
Bahkan kisah suksesnya juga diangkat kedalam film layar lebar berjudul Top Secret : The Billionaire yang mengisahkan bagaimana Top Ittipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya.
Komentar
Posting Komentar