Tugas Individu Jurnalistik
1. SEJARAH JURNALISTIK
“Acta Diurna, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan informasi sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia.
Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada “Acta Diurna. Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut “Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum.
Berita di “Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para “Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan “Acta Diurna itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.
Dari kata “Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal dalam Bahasa Latin berarti “harian atau “setiap hari.Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour dan bahasa Inggris “Journal yang berarti “hari, “catatan harian, atau “laporan. Dari kata “Diurnarii muncul kata “Diurnalis dan “Journalist (wartawan).
Dalam sejarah Islam, seperti dikutip Kustadi Suhandang (2004), cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada di dalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan.
Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang ke kapal. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun disampaikan kepada seluruh penumpang kapal.
Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.
Dan juga bisa kita ketahui bahwa Sejarah Jurnalistik dimulai 60 tahun Sebelum Masehi (SM) di zaman Romawi kuno. Ketika itu sudah muncul media untuk pernyataan umum yang kemudian dikenal sebagai surat kabar. Media tersebut diberi nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna Popali Romawi yang disingkat menjadi Acta Senatus terbit setiap hari dan isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita-berita kegiatan kekaisaran lainnya yang ditempel atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum (Stadion Romawi). Pada mulanya Acta Diurna ditulis di atas meja dan setiap orang yang melintasinya dapat membacanya. Mereka yang sering membaca Acta Diurna di meja itu semakin banyak jumlahnya. Orang yang tidak mendapat kesempatan membaca langsung di sana ataupun tidak sempat datang ke Roma untuk mengunjungi meja itu dapat memesan kepada orang lain untuk mencatat isi beritanya. Orang yang mencatat itu disebut Actuari atau pencatat berita.
Setiap hari, jumlah para Actuari semakin membludak. Untuk itu, Acta Diurna akhirnya dibacakan tiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Isinya juga semakin lengkap dan beragam menyangkut antara lain berita pertukaran pejabat istana, perpindahan pegawai, kunjungan resmi pejabat, undangan kaisar, berita keluarga, upacara kerajaan, termasuk mengenai pertunjukan sirkus. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum.
Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan ternyata tetap bertahan selama empat abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 Masehi. Di zaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu melalui cara beranting (estafet). Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.
Sumber lain mengatakan bahwa Caesar sebenarnya hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada “Acta Diurna”. Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan pengumuman itu ditempelkan di Forum Romanum untuk diketahui oleh umum. Berita di Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan Acta Diurna itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.
Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal” dalam Bahasa Latin berarti “harian” atau “setiap hari.” Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour” dan bahasa Inggris “Journal” yang berarti “hari”, “catatan harian”, atau “laporan”. Dari kata “Diurnarii” muncul kata “Diurnalis” dan “Journalist” (wartawan).
Di Indonesia, sejarah persuratkabaran telah berlangsung sejak zaman penjajahan. Percobaan pertama penerbitan pers pada zaman Hindia - Belanda terjadi pada pertengahan Abad ke - 17. Berita - berita dari Eropa yang sampai ke Batavia disusun oleh kantor Gubernur Jenderal Jen Pieterzoon Coen untuk selanjutnya dikirim dalam bentuk tulisan tangan antara lain ke Ambon. Berita ini bertajuk Memorie de Nouvelles (sekitar 1615) dan merupakan purwarupa surat kabar Belanda di negeri jajahannya ini. Namun demikian, berita yang masih ditulis tangan ini belum bisa disebut koran pertama yang terbit di Indonesia. Sebab, sekitar satu abad sesudah itu (abad ke - 18), muncul pula Bataviasche Noevelles yang terbit dalam bentuk koran. Koran yang terbit pertama kali pada 7 Agustus 1744 ini merupakan koran resmi pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff. Namun koran ini hanya bertahan selama sekitar dua tahun.
2. SOFT NEWS
Marcelo
Bielsa, Sang Pengubah Wajah Chile
Keberhasilan Timnas Chile menjuarai Copa America 2015
menandakan era baru sepakbola di negara itu. Marcelo Bielsa adalah sang
inisiator kebangkitan La Roja di
sepakbola dunia.
Dimulai dari tampil mencuri perhatian di Piala Dunia 2014, tak terkalahkan dalam 11 pertandingan, hingga yang paling prestius yaitu menjuarai Copa America untuk pertama kalinya dalam sejarah. Chile pun kemudian menempati peringkat kelima FIFA, di atas Brasil dan Spanyol, yang merupakan peringkat terbaik dalam sejarah sepakbola Chile.
Tak pelak prestasi ini mengundang tanya. Apa yang telah mengubah wajah timnas Chile menjadi seperti sekarang ini? Atau lebih tepatnya, siapa yang membuat Chile menjadi salah satu kekuatan yang cukup ditakuti dari Amerika Selatan?
Jawabannya adalah duo Argentina: Marcelo Bielsa dan Jorge Sampaoli. Kedua pelatih ini sambung menyambung saling menyempurnakan timnas Chile. Era Sampaoli, atau Chile saat ini, merupakan puncak dari tiga fase evolusi Chile setelah Claudio Borghi sempat merusak sistem permainan Bielsa. Ya, Sampaoli menjadi penyelamat dan penyempurna fondasi yang diciptakan Bielsa.
Fondasi dari Marcelo Bielsa yang Mengubah Wajah Chile
Bielsa ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas Chile pada 2007 dengan target demi berlaga di Piala Dunia 2010. Penunjukkan ini dilakukan lebih dini agar Chile yang absen pada Piala Dunia 2002 dan 2006, memiliki persiapan yang matang dan tentunya berharap bisa kembali berlaga di putaran final Piala Dunia.
Kedatangan Bielsa saat itu berbarengan dengan stok generasi pemain terbaik Chile era awal 2000-an yang hampir habis. Marcelo Salas, andalan di lini depan, telah berada di penghujung kariernya. Penyerang yang pernah merumput untuk Lazio dan Juventus ini merupakan penerus Ivan Zamorano sebagai penyerang utama Chile.
Akan tetapi kualitas individu pemain bukan hal yang menjadi perhatian khusus Bielsa saat itu. Ia pun memang bertekad membangun skuat Chile dari nol. Ia lebih percaya bahwa skema yang tepat akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Bielsa sendiri sebelum menukangi Chile sempat tak menangani kesebelasan manapun selama tiga tahun setelah mengundurkan diri dari jabatan pelatih timnas Argentina pada 2004. Selama tiga tahun itulah ia menempa diri mematangkan pengetahuan taktiknya.
Kemudian Bielsa memperkenalkan sistemnya yang anti-mainstream dalam formasi 3-4-3. Ia hendak menularkan permainan dengan intensitas pressing yang tinggi menggunakan empat pemain depan, agar bisa merebut bola secepat mungkin.
Ada pun ketika membangun serangan, ia lebih mengandalkan kedua sayap dengan mendistribusikan bola ke area tersebut melalui permainan cepat umpan-umpan pendek. Saat menyerang, enam hingga tujuh pemain biasanya memenuhi area lini pertahanan lawan agar bisa menguasai bola lebih lama.
Pengawalan satu lawan satu menjadi ciri khas taktik bertahan Bielsa. Bahkan lebih ekstrem lagi, para pemainnya sering ditugaskan khusus untuk mengikuti pergerakan pemain lawan yang dijaganya kemanapun ia bergerak.
Gaya bermain ini tentunya selain berisiko tinggi juga membutuhkan kebugaran yang tentunya ekstrem pula. Secara umum, para pemainnya harus mampu bermain dengan intensitas tinggi, khususnya dalam melakukan pressing, sepanjang pertandingan.
Dari sini ia memanggil tiga pemain muda yang bisa dengan mudah ia poles agar sesuai dengan permainannya. Ketiga pemain ini adalah Arturo Vidal, Mauricio Isla, dan Gary Medel, yang menjalani debutnya bersama berkat kepercayaan Bielsa. Ketiga pemain ini, bersama Alexis Sanchez, merupakan pemain Chile yang berlaga di Copa America U-20 2007.
Skema Borghi yang Tak Sesuai
Setelah Marcelo Bielsa berhasil memoles timnas Chile menjadi salah satu kesebelasan yang tampil menghibur, Chile mulai diperhitungkan sebagai kuda hitam. Karenanya agar kualitas permainan Chile khas Bielsa bisa dipertahankan, pelatih Argentina lainnya, Claudio Borghi, ditunjuk sebagai suksesor Bielsa.
Ketika Bielsa mencuri perhatian di Piala Dunia 2010 bersama Chile, Borghi meraih prestasi tersendiri di tanah kelahirannya, Argentina. Bersama Argentinos Juniors, pelatih kelahiran 26 September 1964 ini meraih Torneo Clausura 2010, divisi teratas Liga Argentina.
Namun penunjukkan ini terbilang perjudian karena Borghi tak terlalu berhasil setelah menukangi Boca Juniors setelahnya. Borghi kala itu bertahan hanya selama 6 bulan saja. Pelatih yang pernah mencicipi seragam timnas Argentina sebanyak 9 kali ini dipecat setelah hanya mengumpulkan 17 poin dari 42 poin maksimal dan membuat Boca mengakhiri klasemen Apertura di peringkat 15. Penunjukkan Borghi sebenarnya memiliki keterkaitan dengan pengalamannya menukangi kesebelasan asal Chile, Colo-Colo. Bahkan dalam dua musim ia menukangi Colo-Colo tersebut, ia mempersembahkan empat geluar juara: dua Apertura dan dua Clausura (2006-2007).
Bersama Colo-Colo, kala itu ia menangani pemain-pemain yang menjadi tulang punggung permainan Bielsa di Chile. Mereka adalah Gonzalo Jara, Claudio Bravo, Jorge Valdivia, Matias Fernandez, Sanchez, dan Vidal.
Hanya saja skema permainan Borghi memilki perbedaan yang ekstrem dengan pendekatan strategi Bielsa. Jika Bielsa memainkan garis pertahanan tinggi dengan intensitas pressing yang agresif, Borghi bermain dengan garis pertahanan rendah tanpa pressing.
Tampaknya para pemain asuhannya tak bisa menunaikan instruksi dari Borghi. Hal ini terlihat dari hasil yang diraih Borghi dan Chile pada periode 2011-2012 hanya 11 kemenangan dan lima kali imbang serta 11 kali kekalahan.
Tiga kekalahan beruntun pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Amerika Selatan serta tiga kekalahan di pertandingan persahabatan membuat Borghi dipecat. Saat itulah nama Jorge Sampaoli ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas Chile yang mendapatkan berbagai prestasi.
Dimulai dari tampil mencuri perhatian di Piala Dunia 2014, tak terkalahkan dalam 11 pertandingan, hingga yang paling prestius yaitu menjuarai Copa America untuk pertama kalinya dalam sejarah. Chile pun kemudian menempati peringkat kelima FIFA, di atas Brasil dan Spanyol, yang merupakan peringkat terbaik dalam sejarah sepakbola Chile.
Tak pelak prestasi ini mengundang tanya. Apa yang telah mengubah wajah timnas Chile menjadi seperti sekarang ini? Atau lebih tepatnya, siapa yang membuat Chile menjadi salah satu kekuatan yang cukup ditakuti dari Amerika Selatan?
Jawabannya adalah duo Argentina: Marcelo Bielsa dan Jorge Sampaoli. Kedua pelatih ini sambung menyambung saling menyempurnakan timnas Chile. Era Sampaoli, atau Chile saat ini, merupakan puncak dari tiga fase evolusi Chile setelah Claudio Borghi sempat merusak sistem permainan Bielsa. Ya, Sampaoli menjadi penyelamat dan penyempurna fondasi yang diciptakan Bielsa.
Fondasi dari Marcelo Bielsa yang Mengubah Wajah Chile
Bielsa ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas Chile pada 2007 dengan target demi berlaga di Piala Dunia 2010. Penunjukkan ini dilakukan lebih dini agar Chile yang absen pada Piala Dunia 2002 dan 2006, memiliki persiapan yang matang dan tentunya berharap bisa kembali berlaga di putaran final Piala Dunia.
Kedatangan Bielsa saat itu berbarengan dengan stok generasi pemain terbaik Chile era awal 2000-an yang hampir habis. Marcelo Salas, andalan di lini depan, telah berada di penghujung kariernya. Penyerang yang pernah merumput untuk Lazio dan Juventus ini merupakan penerus Ivan Zamorano sebagai penyerang utama Chile.
Akan tetapi kualitas individu pemain bukan hal yang menjadi perhatian khusus Bielsa saat itu. Ia pun memang bertekad membangun skuat Chile dari nol. Ia lebih percaya bahwa skema yang tepat akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Bielsa sendiri sebelum menukangi Chile sempat tak menangani kesebelasan manapun selama tiga tahun setelah mengundurkan diri dari jabatan pelatih timnas Argentina pada 2004. Selama tiga tahun itulah ia menempa diri mematangkan pengetahuan taktiknya.
Kemudian Bielsa memperkenalkan sistemnya yang anti-mainstream dalam formasi 3-4-3. Ia hendak menularkan permainan dengan intensitas pressing yang tinggi menggunakan empat pemain depan, agar bisa merebut bola secepat mungkin.
Ada pun ketika membangun serangan, ia lebih mengandalkan kedua sayap dengan mendistribusikan bola ke area tersebut melalui permainan cepat umpan-umpan pendek. Saat menyerang, enam hingga tujuh pemain biasanya memenuhi area lini pertahanan lawan agar bisa menguasai bola lebih lama.
Pengawalan satu lawan satu menjadi ciri khas taktik bertahan Bielsa. Bahkan lebih ekstrem lagi, para pemainnya sering ditugaskan khusus untuk mengikuti pergerakan pemain lawan yang dijaganya kemanapun ia bergerak.
Gaya bermain ini tentunya selain berisiko tinggi juga membutuhkan kebugaran yang tentunya ekstrem pula. Secara umum, para pemainnya harus mampu bermain dengan intensitas tinggi, khususnya dalam melakukan pressing, sepanjang pertandingan.
Dari sini ia memanggil tiga pemain muda yang bisa dengan mudah ia poles agar sesuai dengan permainannya. Ketiga pemain ini adalah Arturo Vidal, Mauricio Isla, dan Gary Medel, yang menjalani debutnya bersama berkat kepercayaan Bielsa. Ketiga pemain ini, bersama Alexis Sanchez, merupakan pemain Chile yang berlaga di Copa America U-20 2007.
Skema Borghi yang Tak Sesuai
Setelah Marcelo Bielsa berhasil memoles timnas Chile menjadi salah satu kesebelasan yang tampil menghibur, Chile mulai diperhitungkan sebagai kuda hitam. Karenanya agar kualitas permainan Chile khas Bielsa bisa dipertahankan, pelatih Argentina lainnya, Claudio Borghi, ditunjuk sebagai suksesor Bielsa.
Ketika Bielsa mencuri perhatian di Piala Dunia 2010 bersama Chile, Borghi meraih prestasi tersendiri di tanah kelahirannya, Argentina. Bersama Argentinos Juniors, pelatih kelahiran 26 September 1964 ini meraih Torneo Clausura 2010, divisi teratas Liga Argentina.
Namun penunjukkan ini terbilang perjudian karena Borghi tak terlalu berhasil setelah menukangi Boca Juniors setelahnya. Borghi kala itu bertahan hanya selama 6 bulan saja. Pelatih yang pernah mencicipi seragam timnas Argentina sebanyak 9 kali ini dipecat setelah hanya mengumpulkan 17 poin dari 42 poin maksimal dan membuat Boca mengakhiri klasemen Apertura di peringkat 15. Penunjukkan Borghi sebenarnya memiliki keterkaitan dengan pengalamannya menukangi kesebelasan asal Chile, Colo-Colo. Bahkan dalam dua musim ia menukangi Colo-Colo tersebut, ia mempersembahkan empat geluar juara: dua Apertura dan dua Clausura (2006-2007).
Bersama Colo-Colo, kala itu ia menangani pemain-pemain yang menjadi tulang punggung permainan Bielsa di Chile. Mereka adalah Gonzalo Jara, Claudio Bravo, Jorge Valdivia, Matias Fernandez, Sanchez, dan Vidal.
Hanya saja skema permainan Borghi memilki perbedaan yang ekstrem dengan pendekatan strategi Bielsa. Jika Bielsa memainkan garis pertahanan tinggi dengan intensitas pressing yang agresif, Borghi bermain dengan garis pertahanan rendah tanpa pressing.
Tampaknya para pemain asuhannya tak bisa menunaikan instruksi dari Borghi. Hal ini terlihat dari hasil yang diraih Borghi dan Chile pada periode 2011-2012 hanya 11 kemenangan dan lima kali imbang serta 11 kali kekalahan.
Tiga kekalahan beruntun pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Amerika Selatan serta tiga kekalahan di pertandingan persahabatan membuat Borghi dipecat. Saat itulah nama Jorge Sampaoli ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas Chile yang mendapatkan berbagai prestasi.
3. HARD NEWS
Tak Ada Waktu Istirahat untuk Sanchez
London -
Arsenal sedang dilanda krisis penyerang saat ini. Hal ini memaksa Arsene Wenger
untuk selalu memainkan Alexis Sanchez meski si pemain diakui dalam kondisi
kelelahan.
Hanya Sanchez dan Olivier Giroud sebagai personil lini depan Arsenal yang fit. Sisanya seperti Theo Walcott, Danny Welbeck, dan Alex-Oxlade Chamberlain harus menepi karena cedera. Memang masih ada Joel Campbell, namun striker asal Kosta Rika itu tentu bukan pilihan terbaik Wenger.
Kondisi ini mau tak mau sudah bikin Wenger pusing tujuh keliling karena tidak bisa merotasi pemain depannya. Padahal sebelumnya Wenger dengan mudahnya memainkan Giroud dan Walcott secara bergantian.
Apalagi soal Sanchez yang beberapa waktu lalu disebut Wenger butuh istirahat karena kelelahan. Kini Wenger pun harus menunda keinginannya untuk menyimpan Sanchez karena The Gunners butuh tenaganya di lini depan.
Paling dekat adalah laga melawan West Bromwich Albion, Sabtu (21/11/2015) malam WIB ini, di mana Sanchez akan dimainkan hanya berjarak 36 jam sejak kedatangannya di London, usai membela Chile di laga Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Sanchez diharapkan bisa memberikan tiga poin lagi untuk Arsenal demi menjaga persaingannya di papan atas dengan Manchester City dan Manchester United.
"Mungkin di lain waktu bisa saja (saya memberinya waktu liburan). Tapi untuk saat ini, saya sulit melakukannya karena saya sudah kehilangan Chamberlain, Ramsey, Wilshere, Welbeck," ujar Wenger seperti dikutip Independent.
"Saya tidak bisa melakukan rotasi karena tidak banyak pemain di posisi lini serang," sambungnya.
"Saya khawatir karena dia sudah merasa lelah ketika pergi membela Chile dan untuk melihat kondisinya saat dia kembali, saya harus mengetesnya dulu."
"Tapi saat bicara ke si pemain, bertanya "Apakah kamu lelah?'. Anda tebak sendiri saja jawabannya," tutup Wenger
Sanchez sendiri sudah tampil 17 kali musim ini dengan total main 1.333 menit dan menorehkan 7 gol dan 4 assist.
Hanya Sanchez dan Olivier Giroud sebagai personil lini depan Arsenal yang fit. Sisanya seperti Theo Walcott, Danny Welbeck, dan Alex-Oxlade Chamberlain harus menepi karena cedera. Memang masih ada Joel Campbell, namun striker asal Kosta Rika itu tentu bukan pilihan terbaik Wenger.
Kondisi ini mau tak mau sudah bikin Wenger pusing tujuh keliling karena tidak bisa merotasi pemain depannya. Padahal sebelumnya Wenger dengan mudahnya memainkan Giroud dan Walcott secara bergantian.
Apalagi soal Sanchez yang beberapa waktu lalu disebut Wenger butuh istirahat karena kelelahan. Kini Wenger pun harus menunda keinginannya untuk menyimpan Sanchez karena The Gunners butuh tenaganya di lini depan.
Paling dekat adalah laga melawan West Bromwich Albion, Sabtu (21/11/2015) malam WIB ini, di mana Sanchez akan dimainkan hanya berjarak 36 jam sejak kedatangannya di London, usai membela Chile di laga Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Sanchez diharapkan bisa memberikan tiga poin lagi untuk Arsenal demi menjaga persaingannya di papan atas dengan Manchester City dan Manchester United.
"Mungkin di lain waktu bisa saja (saya memberinya waktu liburan). Tapi untuk saat ini, saya sulit melakukannya karena saya sudah kehilangan Chamberlain, Ramsey, Wilshere, Welbeck," ujar Wenger seperti dikutip Independent.
"Saya tidak bisa melakukan rotasi karena tidak banyak pemain di posisi lini serang," sambungnya.
"Saya khawatir karena dia sudah merasa lelah ketika pergi membela Chile dan untuk melihat kondisinya saat dia kembali, saya harus mengetesnya dulu."
"Tapi saat bicara ke si pemain, bertanya "Apakah kamu lelah?'. Anda tebak sendiri saja jawabannya," tutup Wenger
Sanchez sendiri sudah tampil 17 kali musim ini dengan total main 1.333 menit dan menorehkan 7 gol dan 4 assist.
4. LAPORAN INTERPRETATIF
Surabaya United mencetak gol mereka pada menit ke-63. Gol semata wayang itu diukir gelandang Rudi Widodo dari jarak dekat.
Umpan Evan Dimas memanfaatkan situasi set piece membuat bola mendarat di dalam kotak penalti. Kiper Persib I Made Wirawan sempat memblokir bola.
Rudi lantas menerima bola, dengan tenang mantan penggawa Persela Lamongan tersebut menceploskan bola lewat sepakan menggunakan ujung sepatunya.
Di menit akhir tepatnya ke-87, Evan Dimas nyaris mencetak gol setelah mengelabui I Made Wirawan. Beruntung, bek David Pagbe berhasil menyelamatkan Persib Bandung.
Hasil ini membuat Surabaya United mengemas 3 poin. Sedangkan ini merupakan kekalahan pertama Persib Bandung setelah sebelumnya menang dari Persela Lamongan.
5. INVESTIGASI
Hati-hati, Buah Disuntik dengan Pewarna Tekstil, Kenali Ciri-cirinya
Hanya bisa berkomentar: “Walah…”, ketika sore ini tadi menyaksikan acara televisi Laporan Investigasi di TransTV yang meliput tentang buah yang disuntik dengan pewarna tekstil.Walaupun pada penghujung acara dijelaskan oleh reporter bahwa tindakan tersebut hanya dilakukan oleh beberapa oknum pedagang. Namun tidak ada salahnya berhati-hati mengingat bahaya yang mengancam.
Bahaya yang mengancam dari pewarna tekstil jika sampai masuk ke dalam tubuh, antara lain gangguan pencernaan hingga kanker.
Sebagai bahan kimia yang termasuk membahayakan kesehatan ini, dari tayangan televisi tersebut sepatutnyalah kita menjaga diri, keluarga, maupun masyarakat agar tidak memasukkan zat kimia pewarna tekstil ke dalam tubuh.
Adapun ciri-ciri buah yang sudah direkayasa dengan disuntik bahan pewarna tekstil, dijelaskan antara lain:
Ciri buah suntik:
1. Terlihat bekas suntikan di permukaan buah
2. Jika ditekan mengeluarkan cairan
3. Lembek dan layu
4. Lebih cepat busuk, bertahan 2-3 hari.
Ciri buah berpewarna tekstil:
1. Warna buah lebih mencolok
source :
- http://dloen.malhikdua.com/2013/04/11/makalah-sejarah-jurnalistik-dan-perkembangan-nya/
- http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-3929-SAMODRO.pdf
- http://www.academia.edu/8895545/Sejarah_Jurnalistik_Dunia ( Romli, A.
(n.d.). Sejarah Jurnalistik - Dunia. Retrieved October 7, 2015 )
- Willing, S. (2010). Pengertian Jurnalistik. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 4). Jakarta: Erlangga
- Muhtadi, A. (1999). Pengertian Serta Perkembangan Pers dan Jurnalistik. In Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktik (p. 21). Ciputat: Logos Wacana Ilmu.
- Willing, S. (2010). Pengertian Jurnalistik. In Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita (p. 4). Jakarta: Erlangga
- Muhtadi, A. (1999). Pengertian Serta Perkembangan Pers dan Jurnalistik. In Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktik (p. 21). Ciputat: Logos Wacana Ilmu.
- detik.com
- tribunnews.com
Komentar
Posting Komentar